BERAT atau MASSA ?

artikel ini sedikit menyimpang dengan apa yang sudah diposting sebelumnya, yakni sedikit mengarah ke bidang Fisika, dari pada Sosial. tapi mari kita hubungkan sedikit tentnag maslah yang satu ini

BERAT atau MASSA ?

"Hey, berat kamu sekarang berapa?", "kemarin kutimbang 60 kg", begitulah kira-kira yang sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari ketika kita menanyakan berat badan seseorang.

tentunya sangatlah mudah bagi kita untuk mengetahui berat badan kita, karena jaman sekarang kita bisa menggunakan timbangan berat badan untuk mengukurnya. cara kerjanya pun mudah, yakni cara menginjak timbangan tersebut dengan dua kaki, lalu jarum timbangan akan bergerak dan berhenti di suatu angka, dan angka yang ditunjukkan timbangan itulah berat kita. kalau menunjukkan angka 60 berarti berat kita 60 kilogram.

ok kita ambil satu kesimpulan dulu disini yakni.

saya menimbang dan saya mendapatkan angka 60, berarti berat saya adalah 60 kilogram
Sekarang, kita beralih ke ilmu Fisika. Di dalam ilmu Fisika, Berat adalah suatu perkalian dari sebuah Massa (kg) dengan percepatan gravitasi (m/s^2) didalam sistem tersebut. dan satuan dari berat ialah kg m/s^2 (kilogram meter per sekon kuadrat) atau nama lainnya adalah Newton. Jadi dalam ilmu Fisika jelas bahwa istilah Massa dan Berat sangat berbeda. Berat akan berubah jika berada dalam ruang yang mempunyai percepatan gravitasi berbeda, sedangkan Massa selalu tetap dimanapun benda tersebut berada. Jadi ketika suatu benda di bumi dengan massa 10 kilogram akan memiliki berat sebesar 100 Newton (pembulatan dari percepatan gravitasi = 10 m/s^2), dan akan membunyai berat yang berbeda di bulan karena bulan memiliki percepatan gravitasi yang lebih kecil.

lalu kita ambil satu kesimpulan lagi yakni
berat (yang dinyatakan dalam Newton) saya akan berubah jika berada dibulan.
nah mulai menjadi kerancuan antara bahasa sehari-hari kita dengan bahasa dalam Fisika. dari dua kesimpulan yang telah kita ambil diatas menyinggung satu dengan lainnya. berat dalam kehidupan sehari-hari satuannya adalah kilogram, sedangkan dalam ilmu fisika adalah newton.

mari coba kita betulkan percakapan kita dan kita akan menemukan beberapa kesalahan yang lebih kacau lagi. ini adalah beberapa kemungkinan yang tela hsaya simpulkan.

1. oke, kita ngotot kalo berat itu satuannya tetep kilogram.
Berarti kita telah menghancurkan semua rumus mekanika Fisika, karena pada dasarnya semua rumus mekanika Fisika berasal dari persamaan F = m . a

2. karena satuannya kg, berarti harusnya kita ngucapin "Massa kamu berapa?"
tetapi Fisika telah menjelaskan, kalau Massa tidak akan berubah jika kita berada di bulan. Mari kita mengandai-andai, jika kita pergi kebulan dan membawa timbangan kesana, dan kita menimbang tubuh kita disana, menurutmu angka yang ditunjukkan timbangan berubah atau tidak?

3. sok tau, dari yang nomor 2, bisa aja ga berubah. tetapi coba kita pikir, gravitasi bumilah yang akan menyebabkan tubuh kita menekan timbangan lebih besar dari pada kita berada di bulan. Bayangkan kalau kita dibulan kita pasti sedikit melayang-layang. apakah kita tetap bisa menekan timbangan seperti di bumi.

4. iya deh gua nyerah, kalo ditanya berat berapa, jawabnya 60 Newton
ett, tunggu dulu, saya tidak bilang kalau harusnya kalo ditanya berat kita oleh seseorang, kita harus menjawab "60 Newton". satu lagi kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu siapa tau angka yang ditunjukkan oleh timbangan sudah dikalkulasikan menjadi kilogram? kalau ternyata kemungkinan 4 ini benar berarti akan mendukung kemungkinan nomor 2 yaitu jika kita mau bertanya tentang berat seseorang kita harus menguncapkan "Massa kamu berapa?"
Jadi disinilah letak permasalahan percakapan kita sehari-hari, ada beberapa kemungkinan kesalahan seperti yang telah saya sebutkan diatas. Saya pun mencoba memikir-mikirkan kira kira mana yang paling benar. Awalnya saya mengira kemungkinan nomor 3 adalah yang paling benar. dan entah kenapa saya mendapatkan satu kemungkinan lagi yaitu nomor 4 yang membuyarkan semua pendapat yang telah saya susun.

oke kita sudah membahas soal kemungkinan-kemungkinan kesalahan, permasalahan percakapan, dan ilmu Fisika kita akan mendapatkan kemungkinan percakapan yang benar. jika saya menimbang tubuh saya, dan mendapatkan angka 60 maka:

1. "Berat kamu berapa?", " 60 kilogram"
jika ngotot tetap yang pertama yang benar

2. "Berat kamu berapa?", "60 Newton"
jika menganggap hanya satuannya saja yang salah dan harus diubah.

3. "Massa kamu berapa?", "6 kilogram"
jika menganggap berat kita 60 Newton, berarti Massa kita adalah 60 dibagi 10 (dari persamaan F = m. a) dan menghasilkan 6 kilogram

4. "Berat kamu berapa?", "600 Newton"
jika menganggap Massa kita yang 60 kilogram, berarti Berat kita adalah 60 dikali 10 (dari persamaan F = m . a) dan menghasilkan 600 Newton.

5. "Massa kamu berapa?", "60 kilogram"
jika menganggap kalau pertanyaannya saja harus dirubah.
Jadi mana yang menurutmu benar?

Yang berduit boleh mendapatkan ijazah

Saya kenal dengan salah seorang remaja, dia bersekolah di salah satu SMA Negeri di Jakarta. Memang dari segi perilaku dan penampilan dia tidak terlalu mencolok, bisa dikatakan tidak jauh berbeda dari murid-murid lain disekolahnya. Walaupun dari segi kelakuan terkadang suka nyeleneh, tetapi remaja ini mempunyai semangat untuk belajar. Nilai-nilai dari rapornya selalu diatas rata-rata. walaupun hanya mendapat rangking 5 sampai 3, tetapi dia dapat mempertahankan nilai-nilainya tersebut sampai akhir dalam SMA nya. Dia juga mendapatkan beasiswa (tidak penuh) selama sekolahnya. Dan yang lebih mengejutkannya lagi remaja ini mendapat peringkat pertama dalam nilai Ujian Akhir Nasional, entah bagaimana cara dia belajar untuk mengejar teman-temannya yang lebih pintar dari dia, tetapi yang jelas ia telah menunjukkannya. Waktu kutanya kok bisa? Dia hanya menjawab, “ga tau, cuma kebetulan doang kali”. Dan dia bercerita,bahwa dia belajar sama seperti yang lainnya, belajar sampai jam 1, jam 2 malam. Katanya, “yah, yang lain juga pasti belajar kayak gitu, orang mau UAN, pasti pada kayak gitu lah”, mungkin merendah pikirku.

Tapi Ironisnya, entah bagaimana ceritanya, sampai detik saya menulis artikel ini, yakni lebih dari 6 bulan setelah kelulusan SMAnya, remaja ini masih belum memegang ijazah SMAnya. Dia masih belum membayar administrasi sekolah. Nekatnya, sekarang dia berkuliah tanpa memegang ijazah SMAnya. Waktu itu, saya pernah bertemu tanpa sengaja dengan dia seusai kuliah, dia bercerita sedikit tentang kuliahnya. “kalo gua bayar administrasi, tahun ini gua ga kuliah, sayang waktu. Jadi gua coba kuliah aja dulu, nekat, kalo ternyata nanti ada kendala… yah, nanti dipikirin lah…”. “gua pingin ngejar beasiswa, supaya bisa ga bayar uang kuliah, nah kalo udah gitu kan bokap gua bisa fokus ke uang sekolah,” begitu tambahnya.

Mendengar, dan menulis kembali kisah ini, benar-benar membuat saya heran, bahkan sangat heran. Karena sepertinya Uang segala-galanya dalam pendidikan. Dan lagi, sekolahnya ini apa tidak berpikir, anak ini sudah berprestasi, setidaknya melepaskan semua administrasinya bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan sebagai timbal balik kalau dia telah memberikan yang terbaik untuk sekolahnya

Dan tentunya tidak hanya teman saya saja yang merasakannya. Di Koran, televisi, dan media lainnya, banyak sekali yang memberitakan tentang siswa berprestasi yang tidak mendapatkan ijazah SMAnya.

Jadi saya membuat kesimpulan, dalam dunia pendidikan terjadi prinsip, “yang berduitlah yang berhak mendapat ijazah”, yang ga berduit, cari duit dulu, baru dapet ijazah, prestasi tidak penting, yang terpenting adalah Administrasi Lunas.


Nama : Dennis Aprilla
NPM : 51410797
Kelas : 1ia11